“Kering air mataku, mengingat tentangmu... Tentang kita yang tak jodoh... Uuuu”
“Imam, bisa diam tidak!”
“Imam, bisa diam tidak!”
Aku semakin frustasi meratapi deru hujan yang mulai menjadi rintik kecil sedikit demi sedikit. Hari ini matahari seakan ikut merasakan kepedihan yang kurasakan sehingga enggan menampakkan sinar kemilau keemasaannya sedari pagi. Pukul 10.00. Ya, setengah jam lagi orang yang begitu kucintai dan kusayangi dengan segenap hatiku akan pergi untuk selamanya. Bukan untuk kembali ke sisi Sang Maha Raja, melainkan untuk beranjak ke pelukan orang lain. Dan sialnya, ITU BUKAN AKU!